Manfaat Pohon Pelawan

Hutan Pelawan adalah salah satu hutan dilindungi yang bedara di wilayah Namang, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Pulau Bangka. Hutan Pelawan ini dikenal sebagai Hutan Kalung. Hutan Pelawan berstatus sebagai hutan observasi yang Keanekaragaman Hayati dan direncanakan akan dijadikan sebagai wisata.

Luas dari Hutan Pelawan ini sekitar 300 hektar, yang dibagi antara menjadi hutan wisata 47 hektar, dan sisanya adalah hutan adat.

Hutan ini merupakan salah satu diantara hutan yang masih tersisa di pulau Bangka. Hal itu dikarenakan kawasan ini merupakan lokasi penambangan timah yang telah beroperasi ratusan tahun. Bahkan hutan di telah lama ditawar oleh perusahaan-perusahaan untuk ditambang dan diambil kekayaan alamnya yang berupa timah. 

Akan tetapi, tokoh penjaga hutan yang bernama Zaiwan, menolak, saat ia menjabat sebagai kepala desa Namang. Alasan kepala desa menolak, Hutan ini merupakan tempat perlindungan bagi flora dan fauna khas Bangka. 

Bahkan penamaan hutan ini sendiri berasal dari nama pohon atau flora famili Myrtaceae yang paling banyak tumbuh di sana, yaitu pelawan (Tristaniopsis merguensis Griff.). Pohon pelawan memiliki kayu berwarna merah, yang umumnya manfaatkan untuk bahan bangunan, bahan pembuat kapal, ajir perkebunan lada dan kayu bakar. 

Pohon pelawan juga dijadikan rumah bagi koloni lebah liar (Apis dorsata) yang menghisap serbuk bunga. Madu yang dihasilkan oleh lebah liar ini berasa pahit berbeda dari madu pada umumnya yang memiliki rasa manis.

Biasanya setiap sarang madu menghasilkan 200-300 mililiter madu, dan dijual seharga Rp. 200.000-300.000. Sedangkan akar pohon pelawan menjadi tempat tumbuhnya jamur yang dikenal dengan nama kulat pelawan. 

Jamur pelawan (Boletus sp.) yang tumbuh di musim penghujan juga aman dikonsumsi. Biasanya jamur ini digunakan sebagai bahan masakan tradisional oleh masyarakat sekitar. Dalam sekali panen, hutan pelawan mampu menghasilkan antara 30-50 kg jamur dan dijual dengan harga 2.5 juta 1 kilogramnya.

Selain flora, ada beragam jenis fauna yang hidup di dalam Hutan Pelawan antara lain berbagai jenis burung dan reptilia. Menurut ketua taman hutan ini, Zaiwan, di waktu malam akan keluar hewan tarsius bangka (Tarsius bancanus Horsfield) atau yang di dalam bahasa setempat sebagai muntilin. 

Biasa akan didapati pula burung-burung liar yang terbang mencari makan di sekitar jam 05.00-05.30 pagi. Di malam hari ini pula, hewan nokturnal serupa burung hantu, musang, kancil, dan beberapa hewan kecil lainnya juga muncul.

Guna mengembangkan hutan ini pula, pemerintah setempat telah membangun jalur jogging dari kayu di beberapa tempat, dan tersedia pula rumah panggung kecil dari kayu.

Pohon pelawan – Pos bali

Tinggalkan komentar